Benzoil peroksida dan asam salisilat adalah dua zat kimia yang banyak digunakan sebagai bahan aktif dalam produk kosmetik dan obat-obatan. Meskipuns ama-sama bahan aktif yang digunakan dalam produk kosmetik, namun keduanya memiliki perbedaan yang sangat jelas.
Kedua bahan aktif ini sering digunakan dalam perawatan jerawat. Jerawat merupakan masalah kulit yang dialami oleh banyak orang. Dalam mengatasi jerawat, terdapat berbagai obat topikal, namun dua bahan yang paling populer dan efektif adalah benzoil peroksida serta asam salisilat.
Apa itu Benzoil Peroksida?
Benzoil peroksida adalah suatu senyawa kimia yang digunakan secara luas dalam produk perawatan kulit untuk mengobati jerawat. Senyawa ini memiliki sifat anti-bakteri dan anti-inflamasi yang membantu mengurangi peradangan pada jerawat serta mengatasi pertumbuhan bakteri penyebab jerawat.
Benzoil peroksida biasanya ditemukan dalam bentuk gel, krim, atau lotion. Cara kerjanya melibatkan pelepasan oksigen yang membantu membunuh bakteri Propionibacterium acnes. Yaitu bakteri yang biasanya terkait dengan perkembangan jerawat. Selain itu, benzoil peroksida juga membantu mengurangi produksi minyak berlebih pada kulit.
Meskipun benzoil peroksida dapat sangat efektif dalam mengobati jerawat, beberapa orang mungkin mengalami iritasi atau kering pada kulit saat menggunakan produk yang mengandung bahan ini. Oleh karena itu, disarankan untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang terdapat pada produk.
Dan jika perlu, berkonsultasi dengan dokter atau ahli dermatologi sebelum menggunakannya, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif.
Manfaat benzoil peroksida:
- Secara efisien dapat mengobati jerawat ringan
- Mengurangi jumlah sebum di kulit
- Tidak menyebabkan resistensi obat [9]
Efek samping benzoil peroksida:
- Kulit kering
- Kemerahan atau mengelupas
- Terbakar atau menyengat [10]
- Perubahan warna pada pakaian dan rambut (jika terkena benzoil peroksida)
- Fotosensitivitas
Peringatan Saat Menggunakan Benzoil Peroksida
Benzoil peroksida sebaiknya tidak digunakan di sekitar mata, hidung, mulut, dan kulit terbuka karena dapat menyebabkan iritasi. Jika terkena mata atau hidung, segera bilas area tersebut hingga bersih. Para ahli juga menyarankan penggunaan tabir surya dengan SPF 50 saat menggunakan benzoil peroksida untuk mengurangi risiko fototoksisitas dan iritasi kulit.
Meskipun efek benzoil peroksida terhadap kesehatan janin belum diketahui secara pasti, penggunaan benzoil peroksida secara topikal umumnya dianggap aman selama kehamilan.
*Baca Juga: Hyaluronic Acid Adalah Zat yang Bermanfaat untuk Kulit Wajah
Apa itu Asam Salisilat?
Asam salisilat adalah senyawa kimia yang termasuk dalam kelompok Beta Hydroxy Acid (BHA). Senyawa ini memiliki sifat antiseptik, anti-inflamasi, dan keratolitik, yang membuatnya bermanfaat dalam pengobatan kondisi kulit tertentu, seperti jerawat dan psoriasis.
Asam salisilat bekerja dengan cara mengelupas lapisan atas kulit, membantu menghilangkan sel-sel kulit mati dan membuka pori-pori. Hal ini dapat membantu mengurangi pembentukan komedo dan mengobati jerawat. Selain itu, asam salisilat juga dapat digunakan untuk mengobati kondisi kulit lainnya, seperti ketombe dan psoriasis.
Biasanya, asam salisilat ditemukan dalam produk perawatan kulit seperti krim, lotion, atau shampoo. Produk ini dapat diperoleh tanpa resep dokter, tetapi ada juga produk dengan konsentrasi yang lebih tinggi yang hanya dapat diperoleh dengan resep.
Meskipun asam salisilat seringkali dianggap lebih lembut daripada beberapa bahan aktif lain yang digunakan dalam perawatan kulit. Namun beberapa orang mungkin tetap mengalami iritasi atau reaksi kulit.
Oleh karena itu, selalu penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang terdapat pada produk dan melakukan uji sensitivitas terlebih dahulu jika diperlukan. Jika Anda memiliki masalah kulit tertentu atau pertimbangan kesehatan lainnya. Maka konsultasikan dengan dokter atau ahli dermatologi sebelum menggunakan produk yang mengandung asam salisilat.
Manfaat asam salisilat:
- Mencegah sel kulit mati dan minyak terperangkap di pori-pori.
- Ini membantu menghilangkan sel-sel kulit mati.
- Mengurangi munculnya bekas jerawat.
- Mengurangi hiperpigmentasi pasca inflamasi yang mungkin muncul setelah lesi jerawat sembuh.
- Melawan peradangan.
- Mengurangi sekresi sebum.
Efek samping asam salisilat:
Meskipun asam salisilat dianggap relatif aman untuk digunakan, asam salisilat dapat menyebabkan iritasi pada kulit pada awalnya.
- Pengerasan kulit
- Kekeringan
- Kulit kesemutan atau perih
- Gatal
- Pengelupasan kulit
- Toksik pada sistem saraf dalam konsentrasi tinggi menyebabkan mual, muntah, pusing, koma (Ini jarang terjadi namun juga bisa terjadi sebagai efek samping asam salisilat).
Peringatan Saat Menggunakan Asam Salisilat
Hindari mengoleskan asam salisilat di sekitar mata, hidung, dan mulut. Jika terjadi kontak, segera bilas dengan air selama 15 menit. Jangan aplikasikan asam salisilat pada kulit yang sedang teriritasi atau memerah.
Meskipun penelitian tidak menunjukkan bahwa asam salisilat meningkatkan sensitivitas terhadap sinar matahari. Tetapi penggunaan tabir surya dengan SPF 50 tetap dianggap sebagai praktik yang bijak untuk mengurangi resiko penuaan kulit dan kerusakan akibat paparan sinar matahari.
Wanita hamil disarankan menggunakan produk yang mengandung asam salisilat dengan konsentrasi rendah. Penggunaan asam salisilat dalam konsentrasi tinggi dapat bersifat teratogenik, sehingga tidak dianjurkan untuk wanita hamil.
*Baca Juga: Ketahui Manfaat Clariderm untuk Kulit Wajah
Perbedaan Benzoil Peroksida dan Asam Salisilat
Benzoil peroksida dan asam salisilat adalah dua bahan aktif yang umumnya digunakan dalam produk perawatan kulit untuk mengobati jerawat. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara keduanya:
1. Cara Kerja
Benzoil Peroksida, bertindak sebagai agen antibakteri dan anti-inflamasi. Melalui pelepasan oksigen, benzoil peroksida membantu membunuh bakteri P. acnes yang berperan dalam perkembangan jerawat. Selain itu, juga membantu mengurangi produksi minyak oleh kelenjar sebaceous.
Asam Salisilat, bertindak sebagai agen keratolitik yang membantu mengelupas lapisan atas kulit. Ini membantu membersihkan pori-pori dan mencegah terbentuknya komedo dengan mengurangi sel-sel kulit mati.
2. Target Penggunaan
Benzoil Peroksida, umumnya direkomendasikan untuk jerawat inflamasi dan non-inflamasi. Cocok untuk mengobati jerawat pada permukaan kulit.
Asam Salisilat, efektif untuk mengobati jerawat komedo (jerawat hitam dan putih), serta kondisi kulit seperti ketombe dan psoriasis.
3. Iritasi Kulit
Benzoil Peroksida, beberapa orang mungkin mengalami kering, kemerahan, atau iritasi kulit saat menggunakan produk yang mengandung benzoil peroksida.
Asam Salisilat, diketahui memiliki sifat yang lebih lembut dibandingkan benzoil peroksida, meskipun beberapa individu masih dapat mengalami iritasi atau kulit kering.
4. Pemakaian
Benzoil Peroksida, tersedia dalam bentuk gel, krim, atau lotion yang dapat diaplikasikan secara langsung pada area yang terkena jerawat.
Asam Salisilat, umumnya ditemukan dalam bentuk krim, lotion, atau sampo dan dapat digunakan untuk area yang lebih luas untuk mengobati kondisi kulit tertentu.
5. Reaksi dengan Bahan Lain
Benzoil Peroksida, dapat merusak atau memutihkan kain atau pakaian, sehingga perlu digunakan dengan hati-hati. Sedangkan asam Salisilat, umumnya tidak memiliki efek bleaching pada pakaian.
Sebelum menggunakan produk yang mengandung benzoil peroksida atau asam salisilat. Sebaiknya periksa petunjuk penggunaan pada produk atau berkonsultasi dengan ahli dermatologi, terutama jika Anda memiliki kulit sensitif atau kondisi kulit tertentu.
Demikianlah perbedaan benzoil peroksida dan asam salisilat yang perlu Anda ketahui. Anda dapat menentukan produk yang cocok untuk mengatasi masalah kulit berjerawat Anda. Pilihlah produk yang sesuai dengan jenis kulit Anda.
Apabila Anda ingin belajar perawatan wajah yang baik dan benar dengan lisensi resmi, Anda bisa datang ke Jakarta Science Academy! Ini adalah lembaga pelatihan yang dikhususkan untuk dokter kecantikan dan perawat estetika di Indonesia.