Penyebab Hiperpigmentasi Kulit dan Ciri-Cirinya

penyebab hiperpigmentasi

Ada banyak faktor penyebab hiperpigmentasi, salah satunya adalah paparan sinar matahari secara langsung dan terus menerus. Hiperpigmentasi merupakan salah satu masalah kulit yang sangat umum dan dapat membuat seseorang merasa tidak percaya diri.

Kulit mengandung melanin, yang merupakan pigmen yang membuat kulit berwarna. Apabila melanin berlebih, maka akan menimbulkan hiperpigmentasi. Nah untuk mengetahui penyebab hiperpigmentasi dan ciri-cirinya, mari simak artikel ini.

Apa itu Hiperpigmentasi?

Hiperpigmentasi adalah kondisi kulit yang mengalami peningkatan produksi melanin, sehingga menyebabkan kulit lebih gelap dari warna aslinya.. Hal ini menyebabkan adanya bintik-bintik gelap atau area kulit yang lebih gelap dari warna kulit normal.

Kulit mengandung pigmen melanin, yang membuat kulit berwarna. Apabila melanin berlebih, maka akan menimbulkan hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi sering terjadi akibat paparan sinar matahari berlebih, peradangan, luka, atau perubahan hormon.

Hiperpigmentasi dapat menjadi masalah estetik bagi banyak orang. Jika Anda mengalami masalah hiperpigmentasi, tidak perlu khawatir. Karena ada banyak perawatan dan produk yang dapat membantu mengurangi bintik-bintik gelap dan mengembalikan kulit Anda menjadi lebih cerah dan merata.

Jenis-Jenis Hiperpigmentasi

Terdapat beberapa jenis hiperpigmentasi yang perlu Anda kenali. Setiap jenis hiperpigmentasi memiliki penyebab dan ciri khasnya sendiri. Berikut adalah tiga jenis hiperpigmentasi:

1. Melasma

Jenis hiperpigmentasi ini ditandai oleh bercak gelap yang dapat muncul di area dahi, hidung, pelipis, leher, bibir, atau lengan. Biasanya disebabkan oleh paparan sinar matahari dan sering terjadi selama kehamilan akibat perubahan hormonal.

2. Bintik Matahari atau Lentigo

Juga dikenal sebagai bintik hati atau lentigin matahari, hiperpigmentasi ini terjadi akibat paparan sinar matahari berlebihan dari waktu ke waktu. Umumnya, muncul sebagai bintik-bintik coklat di area yang terpapar sinar matahari, seperti tangan dan wajah.

3. Hiperpigmentasi Pasca Inflamasi

Kondisi ini muncul sebagai akibat dari cedera atau peradangan pada kulit, seperti benturan, luka bakar, reaksi alergi, atau jerawat. Jerawat merupakan penyebab paling umum dari jenis hiperpigmentasi ini.

Penyebab Hiperpigmentasi Kulit

Hiperpigmentasi kulit terjadi ketika terjadi peningkatan produksi melanin, pigmen yang memberikan warna pada kulit. Beberapa penyebab hiperpigmentasi kulit secara umum meliputi:

  1. Paparan sinar matahari: Sinar UV dari matahari adalah penyebab utama hiperpigmentasi. Paparan sinar matahari dapat merangsang produksi melanin sebagai respons terhadap perlindungan kulit.
  2. Peradangan: Peradangan pada kulit, seperti akibat jerawat atau luka bakar, dapat menyebabkan hiperpigmentasi karena respons melanosit terhadap peradangan.
  3. Trauma kulit: Cedera atau trauma pada kulit, termasuk luka atau goresan, dapat meninggalkan bekas yang berupa hiperpigmentasi.
  4. Perubahan hormon: Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan, penggunaan kontrasepsi hormonal, atau kondisi medis tertentu dapat menyebabkan perubahan pigmentasi pada kulit.
  5. Usia: Proses penuaan dapat menyebabkan perubahan pada produksi melanin dan menyebabkan hiperpigmentasi.
  6. Reaksi alergi: Beberapa reaksi alergi terhadap bahan kimia atau zat tertentu dapat merangsang produksi melanin dan menyebabkan hiperpigmentasi.
  7. Pewarisan genetik: Faktor genetik juga dapat berperan dalam kecenderungan seseorang mengalami hiperpigmentasi.
  8. Pemakaian produk kulit yang tidak cocok: Beberapa produk perawatan kulit yang mengandung bahan tertentu mungkin tidak cocok untuk semua jenis kulit dan dapat menyebabkan iritasi atau hiperpigmentasi.

Ciri-ciri Hiperpigmentasi

Hiperpigmentasi dapat memiliki berbagai ciri-ciri, tergantung pada jenis dan penyebabnya. Beberapa ciri-ciri umum hiperpigmentasi meliputi:

  1. Hiperpigmentasi sering terlihat sebagai bercak atau area kulit yang lebih gelap dari warna kulit sekitarnya.
  2. Terdapat flek atau noda yang berbeda warna pada kulit. Flek ini bisa berukuran kecil atau besar, tergantung pada tingkat keparahan hiperpigmentasi.
  3. Kulit mungkin terlihat tidak merata secara keseluruhan, dengan beberapa area yang lebih gelap dibandingkan dengan area lainnya.
  4. Hiperpigmentasi juga dapat disertai dengan bercak kemerahan atau peradangan, terutama jika disebabkan oleh jerawat atau luka bakar.
  5. Jika hiperpigmentasi disebabkan oleh peradangan, seperti jerawat, bekas luka dapat berwarna gelap atau coklat.
  6. Hiperpigmentasi dapat menjadi lebih terlihat atau bertambah buruk setelah terpapar sinar matahari, karena paparan UV dapat merangsang produksi melanin.
  7. Jenis hiperpigmentasi yang disebut melasma atau chloasma sering terjadi pada wanita hamil dan dapat menyebabkan bercak gelap yang lebih besar, terutama di area wajah seperti dahi, pipi, dan dagu.
  8. Hiperpigmentasi dapat terjadi pada area tertentu, seperti siku, lutut, atau lipatan kulit, yang dikenal sebagai pigmen post inflamasi.

Cara Menghilangkan Hiperpigmentasi

Meskipun hiperpigmentasi kulit umumnya tidak membahayakan, namun dapat mempengaruhi penampilan Anda. Oleh karena itu, Anda mungkin ingin menguranginya atau menghilangkannya. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda coba untuk mencegah atau mengurangi hiperpigmentasi:

  1. Hindari paparan sinar matahari langsung dan gunakan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih tinggi untuk melindungi kulit, mencegah hiperpigmentasi agar tidak semakin gelap.
  2. Upayakan untuk tidak merusak kulit, hindari mengorek bintik-bintik, koreng, dan jerawat, karena hal ini dapat memicu pembentukan hiperpigmentasi setelah cedera.
  3. Gunakan produk yang mengandung vitamin C dan asam kojic. Ini karena keduanya dapat menghambat pembentukan melanin, membantu mencerahkan kulit, dan mengurangi hiperpigmentasi.
  4. Jika hiperpigmentasi tidak menghilang, pertimbangkan untuk melakukan chemical peeling atau metode laser di klinik kecantikan. Konsultasikan dengan profesional untuk memilih metode yang sesuai dengan kondisi kulit Anda.

Bahan Alami untuk Mengatasi Hiperpigmentasi

Meskipun hiperpigmentasi sulit hilang, namun ada beberapa bahan alami yang dapat membantu mengatasi hiperpigmentasi. Anda dapat mencoba beberapa perawatan kulit berikut ini:

1. Krim Topikal

Untuk menghilangkan hiperpigmentasi, Anda bisa menggunakan perawatan topikal yang mengandung bahan-bahan mencerahkan kulit. Misalnya seperti asam azelaic, kortikosteroid, hidroquinon, asam kojic, retinol, dan vitamin C. krim topikal dapat membantu mengurangi hiperpigmentasi pada kulit.

2. Lidah Buaya

Senyawa yang terdapat dalam lidah buaya dapat membantu meringankan hiperpigmentasi. Gel lidah buaya bekerja dengan menghambat produksi melanin di kulit, ini membantu mengurangi hiperpigmentasi .

3. Akar Manis

Ekstrak licorice pada akar manis memiliki potensi untuk meringankan hiperpigmentasi. Glabridin, suatu senyawa dalam ekstrak licorice, telah diteliti karena efek anti-inflamasi, antioksidan, dan pemutih kulitnya. Penggunaan krim yang mengandung glabridin dapat membantu pada area hiperpigmentasi.

4. Teh Hijau

Penggunaan ekstrak teh hijau bisa membantu mengurangi hiperpigmentasi. Penelitian telah menunjukkan bahwa teh hijau memiliki potensi sebagai antioksidan dan sifat anti-inflamasi. Memanfaatkan ekstrak teh hijau pada perawatan kulit dapat membantu memperbaiki kondisi hiperpigmentasi.

Pencegahan Hiperpigmentasi

Supaya kulit Anda tidak mengalami hiperpigmentasi, Anda bisa melakukan pencegahan hiperpigmentasi. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan hiperpigmentasi:

  1. Paparan sinar UV dapat merangsang produksi melanin yang menyebabkan hiperpigmentasi. Gunakan tabir surya setiap hari, bahkan saat cuaca mendung atau di dalam ruangan. Pilih tabir surya dengan SPF yang cukup tinggi dan perlindungan UVA/UVB.
  2. Selain tabir surya, kenakan pakaian pelindung seperti topi lebar dan pakaian yang tertutup untuk melindungi kulit dari sinar matahari.
  3. Hindari terlalu lama berada di bawah sinar matahari, terutama pada puncak intensitasnya antara pukul 10 pagi hingga 4 sore.
  4. Gunakan produk perawatan kulit yang cocok untuk jenis kulit Anda. Beberapa bahan aktif seperti asam kojic, asam glikolat, atau retinoid dapat membantu mengurangi hiperpigmentasi.
  5. Merokok dapat merusak kulit dan menyebabkan hiperpigmentasi. Berhenti merokok dapat membantu mencegah dan memperbaiki kerusakan kulit.
  6. Stres dapat memicu produksi melanin dan memperburuk kondisi kulit. Cobalah teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau olahraga untuk membantu meredakan stres.
  7. Makanan kaya antioksidan seperti buah-buahan dan sayuran dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas.
  8. Hindari penggunaan parfum atau produk kulit yang mengandung alkohol. Beberapa bahan dalam parfum atau alkohol dapat menyebabkan iritasi pada kulit, yang dapat memicu hiperpigmentasi.

Itulah penyebab hiperpigmentasi, jika Anda mengalami gejala hiperpigmentasi yang mencurigakan disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kulit. Dan, untuk mengetahui cara merawat kulit yang benar, agar terhindar dari hiperpigmentasi kulit Anda bisa belajar di Jakarta Science Academy!